Aku dan Dia.
Ketika
masih bersamanya, tak ada yang salah dengan hubungan kami..tak ada masalah
besar bersamanya. Hanya rasa sayang yang berlebih yang membuat cemburu itu
sakit rasanya. Kala pertama kali dia
memegang tanganku, saat itu juga
kukatakan pada diriku bahwa hanya dia yang boleh meminangku.
Namun
kesenangan itu tak berumur panjang. Dia diharuskan kembali ke desa asalnya dan
meninggalkan tanah perantauan. Saat tahu hal itu, hatiku perih tak tertahankan.
Mengingat dia harus meninggalkanku disaat umur hubungan kita masih seumur
jagung dan dimana perasaan sayangku sangat kuat untuknya. Ternyata hal itu
tidak mengurungkan niatnya untuk kembali ke tempat asalnya dan kembali
berkumpul dengan keluarga yang sangat dia sayangi.
Selang
beberapa minggu perasaanku masih sama dengan saat dulu kami masih bersama.
Namun pertengkaran kecil maupun besar sering terjadi diantara kami berdua. Hal
itu membuatnya khawatir, khawatir jika rasa sayangku padanya tergantikan oleh
orang lain.
Dia
sangat dewasa dalam mengatasi tiap masalah hubungan kami. Dia sangat sabar
mengatasi sifatku yang kekanakan juga moodyan. Aku suka dengan caranya
memahamiku.
Saat
kekhawatirannya terbukti. Aku pun mengatakan dan meyakinkannya bahwa hanya dia
seorang yang aku tunggu untuk meminangku, walaupun aku bersama dengan orang lain. Aku tahu itu sangat menyakitinya.
Namun aku tidak bisa terus-menerus menunggunya tanpa kepastian.
Saat
hubungan kami tak seperti dulu lagi, kami tetap berkomunikasi walau tak seintim
dulu. Dia sering kali menggodaku agar hubungan kami bisa dilanjutkan lagi. Tapi
aku tak bisa karena ingin bersama laki2 lain yang tidak meninggalkanku
sepertinya. Walau dalam hati aku benar2 menyayanginya. Dan aku tahu begitupun
sayangnya terhadapku. Saat menyakitinya, aku menjadi tahu rasa sayang yang
sesungguhnya. Dan aku tidak mendapatkan rasa sayang yang sama terhadap laki2 yg
bersamaku saat itu.
Setelah
berhubungan dengan beberapa laki2, akhirnya aku menemukan seseorang yang
kembali membuatku serius untuk menjalani hubungan. Awalnya hubungan kami tidak
mudah, sebab kami masih saja harus dipisahkan dengan jarak. Namun aku mencoba
untuk menahannya. Pernah aku membuatnya
sangat tidak wajar, saat itu aku sangat tidak ingin bertemu dengannya dan tidak
membuatnya nyaman dengan sikapku. Kupikir dia akan menyerah dengan kekanakanku
itu. Ternyata dia masih tetap menerimaku hingga saat ini.
Tibalah
hari yang tak kusangka, yaitu hari pernikahan dia. Laki2 yang dahulu hanya dia
yang kuinginkan untuk menjadi peminangku. Kini dia bisa melepas rasa sayangnya
terhadapku untuk orang lain yang akan mendampinginya kelak. Kaget dan entah apa
aku benar2 senang mendengar kabar ini aku tak tahu. Selepas kabar itu kuketahui,
aku terus terfikirkan tentangnya. Tentang masa-masa disaat masih bersamanya.
Aku terus menanyakan diriku tentang perasaan dan sikap ini. Apakah hal itu
karena aku masih menyayanginya?tidak ikhlas mengetahui dia tidak sayangiku
lagi?atau karena sesungguhnya selama ini aku membohongi perasaanku kalau tidak
mencintainya lagi?
Kutepis
semua yang kurasakan dan kusiapkan cinta yang hangat serta sayang yang amat
sangat untuk laki2 yang kini bersamaku, yang selama ini berusaha keras untukku,
mencintaiku lebih dan juga telah mencuri perhatian keluargaku.
Kini kuharus
menjadi diriku yang lebih bisa dicintai olehnya, calon imam dunia akhiratku..
usahanya untuk membahagiakan dan memenuhi inginku telah melebihi siapapun yang
pernah bersamaku. Jika mengingat usahanya selama ini, membuatku sakit dan
serasa teriris nadi ini sebab menjadikanku orang terjahat, egois, rakus dan tak
tahu malu.
Sejak
itu aku berfikir, kemungkinan yang terjadi dalam biduk keluargaku jika sikapku
masih tak berubah. Tidak ada kebahagiaan didalamnya. Hanya ada keegoisan dan
tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah diusahakannya. Dalam hati aku
pun berniat menjadi wanita yang pantas untuknya. Menjadi wanita yang didambanya
dan membuat orang lain iri terhadap
kami..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar